Progresifitas Hakim Dalam Menentukan Beban Akibat Perceraian Bagi Suami Kepada Istri Pasca Perceraian.

Alfina Sauqi Anwar

Abstract


Judges determine the mandatory burden of the husbands toward their wives after divorce in various ways because there is no specific provision which regulate in detail for the judges to determine the amount of the livings post divorce. This article explains about how is the progressiveness of the judges in determining the consequential mandatory burden for the husbands toward their wives who are divorced. This writing is literal which is sourced from the Directory of Supreme Court. This writing will explain about how the judges in the Religious Judicial body specifically the Supreme Court in effort to protect the rights of women after divorce. This writing will analyze about judge’s decisions which charge the husbands to fulfil their obligation to their wives in a form of Iddah, Madliyyah and Mut’ah livings. Further discussion about how the judges have applied progressive law through their decision such as, obligation which is charged toward the husbands in terms of the rights fulfilment of the wives after divorce.

Keywords: Livings, Progressive Law, Supreme Court


References


Abdullah Erfani Aljan, Pembaharuan Hukum Perdata Islam Praktik dan Gagasan, (Yogyakarta: UII Press), 2017. Baca juga: Syamsul Bahri “Konsep Nafkah Dalam Hukum Islam”, Jurnal Kanun Ilmu Hukum, Agustus 2015.

Abdurrahman, Penjelasan Lengkap Hukum-Hukum Allah (Syari’ah), (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002).

Anas Syaiful, “Masa Pembayaran Beban Nafkah Iddah Dan Mut’ah Dalam Perkara Cerai Talak (Sebuah Implementasi Hukum Acara di Pengadilan Agama)”, Jurnal Al-Ahwal Vol. 10 No. 1, 2017.

Arto Mukti, Penemuan Hukum Islam Demi Mewujudkan Keadilan (Penerapan Penemuan Hukum, Ultra Petita dan Ex Officio secara Profesional), (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2018).

Auda Jasser, Membumikan Hukum Islam Melalui Maqasid syariah, (Bandung: Mizan Media Utama, 2008.

Bakar, Abu bin Mas’ud al-Kasany, Al-Badai’ al-Shana’i, (Beirut: Da>r al-Kutub al-Ilmiyah, 2010), Juz 4.

Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Gramedia, 2014).

al-Di>nMuwaffiq Ibnu Quda>mah, al-Mughny, (Kuwait: Da>r ‘Alim al-Kutub, 1997), juz 11.

Kamal Abu Malik bin As-Sayyid Salim, “Sahih Fiqh As-Sunnah Wa Adillatuhu Wa Taud}ih Mazahib Al-A’immah”, diterjemahkan Khairul Amru Harahap, Shahih Fikih Sunnah, cet I, (Jakarta: Pustaka Azzam, 2007.

Kamal Abu Malik bin As-Sayid Salim, Shahih Fikih Sunnah Jilid 3, terj. Khairul Amru Harahap, Faisal Saleh, (ed.) Besus Hidayat Amin, (Jakarta: Pustaka Azzam, 2007).

Levit Nancy & Robert R. M. Verchick, Feminist Legal Theory, Second Edition, (NYU Press: New York). Rozali Ibnu, “Konsep Memberi Nafkah Bagi Keluarga dalam Islam”, Jurnal Intelektualita Vol. 06 No. 02, 2017.

Listyaningrum, “Faktor-faktor yang menjadi pertimbangan putusan Hakim Dalam Menentukan Besarnya Mut’ah dan Nafkah Iddah di Pengadilan Agama Boyolali”, Skripsi IAIN Surakarta, 2018.

Malik bin Anas, al-Mudawwanat al-Kubra, (Beirut: Da>r al-fikr al-Arabi, t.th), Juz 4.

Mansari dan Moriyanti, “Sensitivitas Hakim Terhadap Perlindungan Nafkah Istri Pasca Perceraian”, Jurnal Gender Equality Vol. 5 No.1, 2019.

Margono, Asas Keadilan Kemanfaatan Dan Kepastian Hukum Dalam Putusan Hakim, (Jakarta: Sinar Grafika, 2019).

Muhammad bin Idris al-Syafi’I, al-Umm, (Beirut: Da>r al-Fikr, t.th), Juz 5.

Munawir Ahmad Warso, Al -Munawir: Kamus Arab-Indonesia, (Surabaya: Pustaka Progresif, 1997).

Raharjo Satjipto, “Membedah Hukum Progresif”, (Jakarta: PT Kompas Media Nusantara, 2007.

Rusyadi dan Hafifi, Kamus Indonesia Arab, (Jakarta: Rineka Cipta).

Setiawan, Bayu, “Penerapan Hukum Progresif Oleh Hakim Untuk Mewujudkan Keadilan Substantif Transendensi”, Jurnal Hukum Resendental Pengenmbangan dan Penegakan Hukum di Indonesia”.

Suadi Amran, “Peranan Peradilan Agama dalam Melindungi Hak Perempuan dan Anak Melalui Putusan Yang Memihak dan Dapat Dilaksanakan”, Jurnal Hukum dan Peradilan Vol. 7 No. 3, 2018.

Sudarsono, Kamus Hukum, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1992).

Sudjito, Hukum Dalam Pelangi Kehidupan, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2012.

asy-Syarbainiy Muhammad al-Khathib, Mugniy al-Muhtaj, juz 3, (Beirut: Da>r al-Fikr, t.th.).

Syarifuddin Amir, Hukum Perkawinan Islam Di Indonesia: Antara Fiqh Munakahat Dan Undang-Undang Perkawinan Cet II, (Jakarta: Kencana, 2007).

Tanya Bernard L., dkk, Teori Hukum: Strategi Tertib Manusia Lintas Ruang dan Generasi, (Genta Publishing: Yogyakarta), 2013.

Yahya Abu Zakariya Muhyiddin bin Syarf An-Nawawi, Al-Majmu’ Syarh} Al-Muhazab, juz 17, (Bairut: Da>r al-Fikr, t.th).

Yulianti Dewi, “Analisis Ijtihad Hakim Dalam Menentukan kadar Mut’ah Dan Nafkah Iddah (Studi Pada Pengadilan Agama Kelas 1 A Tanjung Karang)”, Skripsi UIN Raden Intan Lampung, 2018.

Al-Zuhaili Wahbah, Fiqh al-Isla>mi wa Adillatuh, (Da>r al-Fikr, Beirut, 1998), Juz 7.

Putusan Pengadilan Agama Cibinong Nomor 2289/Pdt.G/2017/PA.Cbn. tanggal 7 Mei 2018.

Putusan Pengadilan Tinggi Agama Bandung Nomor 212/Pdt.G/ 2018/PTA.Bdg. tanggal 5 September 2018.

Putusan Mahkamah Agung nomor 249K/Ag/2019 tanggal 24 April 2019.

Kamus Besar Bahasa Indonesia Online http://kbbi.web.id/mutah, diakses tanggal 16 Juli 2020.




DOI: https://doi.org/10.22515/al-ahkam.v6i1.2952

Refbacks

  • There are currently no refbacks.