Perseteruan Memori Kolektif: Kontestasi Islam dan Politik di Tasikmalaya Pasca-Orde Baru

Amin Mudzakkir

Abstract


Tulisan ini bertujuan memahami Islam politik pasca-Orde Baru, dengan mengambil kasus di Tasikmalaya, dari perspektif sejarah dan reaktualisasinya. Maurice Halbwachs dan Pierre Nora menyebut hal terakhir itu sebagai memori, yang dianggap antitesis sejarah. Dalam praktiknya, batas antara sejarah dan memori memang kabur atau dikaburkan. Untuk analisis di tulisan ini, dua hal tersebut diposisikan berbeda. Fokus tulisan adalah memahami sejauh mana demokrasi bekerja dalam nilai-nilai kultural setempat yang mungkin bertentangan dengan pandangan HAM liberal. Kasus Tasikmalaya ini menarik untuk diletakkan dalam konteks “komunitarianisme demokratis” dan secara lebih luas dapat digunakan untuk melihat toleransi di Indonesia dengan kacamata kerjasama antara prinsip universal HAM dan interpretasi-interpretasi agama yang berpijak pada pengalaman komunal.

 

Kata kunci: Tasikmalaya, Islam politik, Orde Baru, Memori Kolektif


Full Text:

PDF

References


Habermas, Jurgen. 2008. “Notes on Post-Secular Society”, New Perspective Quarterly, September.

Hadad, Toriq. 1998. Amarah Tasikmalaya: Konflik di Basis Islam (Jakarta: ISAI, 1998)

Halbwachs, Maurice. 1992. On Collective Memory. Chicago/London: The University of Chicago Press.

Hefner, Robert W. 2004. “Shariah Formalism or Democratic Communitarianism” The Islamic Resurgence and Political Theory” dalam Chua Beng Huat (ed), Communitarian Politics in Asia. London/New York: Routledge.

Hefner, Robert W. 2011. Civil Islam, terj. Jakarta: ISAI.

Menchik, Jeremy. 2006. Islam and Democracy in Indonesia: Tolerance without Liberalism. Cambridge: Cambridge University Press.

Mudzakkir, Amin. 2005. Kaum Santri Kota: Pengusaha, Perubahan Ekonomi, dan Islam di Kota Tasikmalaya, 1930-1980-an, Skripsi Jurusan Sejarah FIB UGM, Yogyakarta, 2005

Noer, Deliar. 1996. Gerakan Moderen Islam di Indonesia 1900-1942. Jakarta: LP3ES.

Nora, Pierre. 1989. “Between Memory and History: Les Lieux de Mémoire”, Representations, No. 26, Spring, hlm. 7-24.

Sumber Wawancara

Wawancara dengan KH Tb. Miftah Fauzi, 18 Mei 2016, di Tasikmalaya.

Wawancara dengan Ust. Asep Sofyan, 23 Mei 2016, di Tasikmalaya.

Wawancara dengan KH Tb Miftah Fauzi, 18 Mei 2016, di Tasikmalaya.

Wawancara dengan Asep Deni Adnan Bumaeri, 16 Mei 2016, di Tasikmalaya.

Wawancara dengan KH Asep Maoshul Affandi, 15 Mei 2016, di Tasikmalaya.

Wawancara dengan Tatang FH, 23 Mei 2016, di Tasikmalaya.

Wawancara dengan KH Aminuddin Busthomi, 17 Mei 2016, di Tasikmalaya.

Wawancara dengan KH Tb Miftah Fauzi, 18 Mei 2016, di Tasikmalaya.

Wawancara dengan Syarif Hidayat, 21 Mei 2016, di Tasikmalaya.

Wawancara dengan KH Didi Hudaya, 11 Mei 2016, di Tasikmalaya.




DOI: https://doi.org/10.22515/dinika.v4i3.2063

Refbacks

  • There are currently no refbacks.